Puisi Pendek Bertemakan Alam
Takdir hidup bersandingan dengan alam dari lahir sampai dengan meninggal, menjadikan manusia dan alam memiliki hubungan yang erat. Dalam praktek kehidupannya tidak selalu semua itu akan berjalan dengan mudah. Banyak masalah, rintangan dan bahkan kesan keserakahan dengan unsur materi. Berikut puisi pendek bertemakan tentang alam:
1. Hijau Ku Cinta
Pernahkah kau pahami tentang wangi saat gerimis membelai bumi
Rasa yang kuat seolah mengalun menyalami memberi damai
Pembawa harapan, menyinarkan keluh kesah
Padanya ada salam yang langit titipkan
Untuk mereka dengan tabah menguatkan sabar di setiap detik
Laju lembut, tak membiarkan satu lubang semut tanpa rejeki
Kau akan terpesona saat genangan hujan mulai surut
Terkumpul jauh hingga samudra luas
Bekas jejak subur adalah buang tangan
2. Tentang Mereka
Alkisah tentang mereka yang tidak lagi mengerti, ngeri menjadi di kala ambisi terus di isi
Dengan lahapan api, dengan mesin pemberani
Seperti tuli telinga yang dibawa sepanjang hari
Bisik angker tidak memundurkan tekat
Rupiah menjadi sesembahan tuhan manusia yang sama
Tentang mereka dengan hati tak lagi peduli
Jiwa malang menjadi bergelimpangan mengakhiri suratan
Tertahan air mata akan mereka tumpahkan pada yang memberikan mereka hidup
Sesaat setelah iblis itu pergi
3. Atap Langit Berbintang
Berbaringlah aku pada tempat terdamai yang pernah aku singgahi
Dalam pakaian tercantik dengan wangi yang sangat senang untuk terus aku endus
Bila ada cermin mungkin tak akan aku menoleh langit
Terlalu sibuk dan takjub aku dengan apa yang menjadi milikku saat ini
Ini bukan malam perkawinan, aku mengerti
Gaun putih dengan riasan cantik meski tak nampak pantulanku di tanah hijau
Beratapkan langit berbintang satu-satunya saksi
Aku indah dalam kepungan peti mati
4. Malang
Bertahan dalam tanah tandus
Gerimis surga memberikan nafas sambungan yang tepat pada waktunya
Seketika kembali mencengkeram kejam bumi
Mencari perlindungan terkokoh menghindari sekarat kembali
Kemana rekan, kemana saudara
Hanya sendiri di tengah tanah gersang tidak berpenghuni
Tidak ada kumbang tidak akan nampak pelangi bunga
Tatapan mata adalah kuat ku, dan ku dapat dari bayangan ku sendiri pada pecahan kaca
Kemana suara tawa itu pergi
Aku menggeliat di tanah gersang tak ada yang menemani
5. Cerita Lama
Kala itu tak lagi langit memiliki rasa bahagia meski sedikit
Kabut seolah memiliki kuasa untuk mengisolasi
Jarak terbentuk pada kaum langit dan pertiwi
Semua yang keluar dalam mulut hanya terdengar kembali oleh sumber suara
Oleh penjagaan yang ketat, tidak ada yang melewati batas garis meski satu langkah saja
Beritanya itu soal ibu yang murka
Memuntahkan benci setelah sekian lama ia telan sendiri
Di tepi sebuah kubangan air, semakin menjadi lah amarah dan caci maki
Kabarnya cerita lama itu pun memberikan duka hingga ke negeri yang jauh di sana
6. Garang
Kejar-mengejar tanpa jeda
Mengular melewati semua yang bisa ia lenyapkan
Mengupas misteri dalam kotak sirkus tanpa lelucon
Mawar di tangan muncul duri dan melukai
Cerita ini soal dendam tidak hanya mengenai aku
Permohonan yang hilang tertelan rasa amarah yang lapar
Rata sudah kalian tidak ada
Aku kembali tenang seakan tidak terjadi apa-apa
0 komentar:
Posting Komentar